Di Indonesia, teknologi EDGE sudah berkembang selama
beberapa tahun sejak tahun terakhir EDGE. Perkembangan teknologi GSM di Indonesia
bergulir secara pesat dimulai dengan penggelaran secara serempak dual band (GSM
900 dan 1800) dan dilanjutkan penggelaran GPRS secara serempak, telah berhasil
menghantar industri memasuki fase 2,5 secara tidak terasa. Belum lama teknologi
2,5G bergulir, lahirlah teknologi 3G yang membawa revolusi dalam teknologi
seluler Indonesia. Beberapa provider di Indonesia, seperti Indosat, Telkomsel,
dan Excelcomindo berlomba- lomba menciptakan inovasi baru dengan mengusung
teknologi 3G. Banyak masyarakat indonesia terutama bagi mereka yang tinggal di
kota besar deperti Jakarta, Bandung, Medan, dan Surabaya yang menggunakan
berbagai layanan 3G yang tersedia seperti panggilan video, download content,
akses internet kecepatan tinggi, dll. Setelah kurang lebih 2 tahun
diperkenalkan 3G di Indonesia sekarang sudah muncul evolusi dari 3G yang
dikenal dengan nama HSDPA atau 3,5G. HSDPA atau High Speed Downlink Packet
Access merupakan teknologi yang berjalan pada platform 3G pada channel baru
yang disebut High Speed Downlink Shared Channel (HS-DSCH). Dengan HDSPA,
kecepatan downlink secara teori dapat mencapai 3,6 Mbps bandingkan dengan 3G
yang hanya mencapai 384 Kbps. Karena masih berjalan pada platform 3G namun
dengan kecepatan melampaui kecepatan 3G standar maka teknologi ini disebut juga
sebagai 3,5G. Sebenernya perkembangan teknologi HSDPA pada 3G hampir mirip
dengan perkembangan teknologi EDGE atau Enhanced GPRS (EGPRS) pada GPRS. Perlu
diketahui, EDGE memiliki kecepatan downlink mencapai 236 Kbps, cukup cepat jika
dibandingkan dengan GPRS standar yang memiliki kecepatan sekitar 50 Kbps.
Karena hal tersebut pula teknologi EDGE atau EGPRS juga dikenal dengan nama
teknologi 2,75G.Pelajari selengkapnya, klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar